Bisnis.com, JAKARTA – Emiten grup Triputra, PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) menjelaskan kenaikan harga BBM subsidi solar dan pertalite bakal paling berdampak terhadap lini bisnis logistiknya yakni jasa kurir AnterAja.
Direktur Utama Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto menjelaskan sebagai langkah antisipasi, perseroan akan memaksimalkan seluruh infrastruktur untuk peningkatan kapasitas operasional perusahaan.
“Kenaikan harga BBM tersebut tentunya berpotensi berdampak pada operasional perusahaan, tetapi hal ini perlu dipelajari dan dikaji terlebih dahulu secara seksama.
Perlu pertimbangan dan perhitungan yang sangat matang untuk memutuskan hal ini,” jelasnya kepada Bisnis, Minggu (4/9/2022).
Selain itu, dalam salah satu lini bisnis logistiknya yakni jasa kurir AnterAja mulai menggunakan robotic sorting yang terbukti meningkatkan produktivitas sorter dan mempercepat proses sorting.
Di samping itu, Anteraja memprediksi kenaikan BBM ini tidak akan mengurangi minat belanja secara online.
“Justru hal ini berpotensi meningkatkan tren belanja online karena masyarakat mulai mengurangi kegiatan bepergian. Hal ini sejalan dengan target yang Anteraja tetapkan,” terangnya.
Menurutnya, kenaikan harga BBM yang cukup signifikan ini akan berdampak terhadap seluruh industri, tidak hanya Anteraja.
“Kami masih memantau kondisi terakhir sambil terus berupaya meningkatkan efisiensi internal dengan mengembangkan berbagai inovasi guna merambah ceruk pasar logistik untuk menambah diversikasi layanan bisnis pengiriman,” paparnya.
Lebih lanjut, ASSA menilai saat ini 3 pilar bisnisnya dapat dikembangkan ke berbagai hal, sehingga sangat optimistis kinerjanya pada tahun ini bakal bertumbuh kendati menghadapi tantangan dari kenaikan harga BBM.
“Seiring dengan pertumbuhan dari masing-masing lini bisnis seperti Anteraja yang memperlihatkan kinerja yang sangat baik hingga akhir tahun 2020. Oleh karenanya, kami optimis kinerja pendapatan maupun laba bersih akan on target,” tambahnya.
ASSA membukukan laba bersih Rp97,25 miliar pada semester satu 2022, naik 29 persen dari Rp 75,44 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
ASSA memiliki tiga pilar bisnis utama, yaitu bisnis mobilitas (rental kendaraan, jasa pengemudi, aplikasi sewa mobil online lepas kunci), bisnis jual-beli kendaraan (Lelang-JBA dan Online-to- Offline used car dealers-Caroline), serta end-to-end logistic (logistik dan kurir ekspress AnterAja).
Emiten yang memiliki kapitalisasi Rp5,21 triliun ini berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,17 trilliun pada semester satu 2022, naik 50 persen dari Rp 2,11 trilliun pada periode yang sama tahun 2021.
Sementara itu, beban pokok pendapatan perseroan juga meningkat 55 persen YoY, menjadi Rp 2,55 triliun. Hal itu terjadi karena adanya kebutuhan biaya ekspansi usaha di bisnis mobilitas dan logistik yang tengah dilakukan.
Per 30 Juni 2022, ASSA memiliki total aset senilai Rp7,31 triliun ini mencatatkan kenaikan laba operasi 13 persen YoY, dari Rp208,66 miliar menjadi Rp236,01 miliar pada semester satu 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :
Bergabung dan dapatkan analisis informasi ekonomi dan bisnis melalui email Anda.